Rabu, 01 Oktober 2014

Evaluasi Hasil Belajar: Prinsip, Ciri-Ciri dan Tahapan.



Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang prinsip-prinsip, ciri-ciri dan langkah-langkah pokok dalam evaluasi hasil belajar. Sebelum kita masuk ke pambahasan, kita pahami kembali  tentang apa itu evaluasi menurut Suharsimi dalam buku dasar-dasar evaluasi pendidikan, yang menyatakan bahwa kita tidak dapat mengadakan penilain sebelum kita mengadakan pengukuran. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk. Penilaian bersifat kuantitatif. Mengadakan Evaluasi meliputi kedua langkah diatas, yakni mengukur dan menilai.
Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti menilai (tetapi dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu). Jadi  evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan, yang dimaksudkan untuk membantu para guru dalam pengambil keputusan  dalam usaha menjawab pertanyaan  atau permasalahan yang ada. Dalam melakukan sebuah kegiatan evaluasi tentu harus mengacu kepada prinsip-prinsip dasar dalam melakukannya. Untuk itu pada pembahasan ini akan di jelaskan lebih jauh tentang prinsip-prinsip evaluasi, ciri-ciri dan langkah-langkah yang tetap dalam melakukan evaluasi, khususnya evaluasi hasil belajar.

Kawasan Pengembang Teknologi Pendidikan

Selama Perang Dunia II, banyak jenis bahan yang diproduksi untuk pelatihan militer, terutama film. Setelah perang, televisi sebagai media yang barn juga digunakan untuk kepentingan pendidikan, dan muncullah peradaban barn televisi.Sejalan dengan hal itu, tersedia anggaran pemerintah berskala besar guna mendukung proyek-proyek kurikulum yang memasukkan berbagai jenis media pembelajaran.Selama akhir tahun 1950an dan awal tahun 1960an bahan pembelajaran terprogram mulai dikem­bangkan. Sekitar tahun 1970an komputer mulai digunakan untuk pembelajaran, dan permainan simulasi menjadi mode di sekolah­-sekolah.Selama tahun-tahun 1980an teori dan praktek di bidang pembelajaran yang berlandaskan komputer berkembang seperti jamur, dan sekitar tahun 1990an multimedia terpadu yang berlandaskan komputer merupakan bagian dari kawasan ini. Pada pemabahasan ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang  kawasan pengembangan dan kaitanya dengan kawasan lain dan juga teori yang terkait dengan kawasan pengembangan dan kawasan penelitian pengembangan teknologi pendidikan.
Kawasan Pengembangan.
Kawasan pengembangan berakar pada produksi media Melalui proses yang bertahun-tahun perubahan dalam kemampuan media ini kemudian berakibat pada perubahan dalam kawasan. Walaupun perkembangan buku teks dan alat bantu pembelajaran yang lain mendahului film namun pemunculan film merupakan tonggak sejarah perkembangan dari gerakan audiovisual ke era teknologi Pembelajaran modern sekarang ini. Pada tahun 1930an film mulai digunakan untuk kegiatan pembelajaran.Sebagai salah satu hasilnya, muncullah katalog film yang pertama; perpustakaan-perpustakaan dan perusahan-perusahaan film mulai berdiri; studi mengenai film dilakukan dan badan komersial, seperti Society for Visual Education didirikan. Kegiatan-kegiatan ini mendorong bukan saja produksi bahan pendidikan, tapi juga jurnal tentang bahan tersebut, seperti "Educational Screen" dan "See and Hear."

Pengertian Teknologi Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran



Teknologi pendidikan  maupun teknologi pembelajaran secara historis istilah ini mempunyai duan pendapat. Pertama karena kata pembeljaran lebih sesuai dengan fungsi teknologi.  Kedua Karena kata pendidikan lebih sesuai dengan hal-hal yang berhubungan dengan sekolah atau lingkungan pendidikan. Banyak yang berangapan bahwa  istilah pembelajaran  tidak hanya  mencakup pengertian pendidikan mulai TK hingga SLTA melainkan untuk mencakup istilah pelatihan. Menurut knirk dan gusfson (1986) kata pembelajaran khususnya berkenaan dengan permasalahan belajar mangajar, sedangkan pendidikan terlalu luas karena mencakup segala aspek pendidikan,
Sebaliknya yang setuju dengan istilah teknologi pendidikan karena pembelajaran diangap oleh sebagian orang bahagian dari pendidikan, maka sebaiknya dipakai istilah yang memberikan cakupan yang lebih luas (AECT, 1977, saettler). Kata pendidikan  merujuk pada aneka ragam lingkungan belajar termasuk belajar di rumah, di sekolah,  di tempat kerja, sedangkan kata pembelajaran hanya merujuk pada hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan sekolah saja.

Jumat, 23 Mei 2014

Model Pembelajaran ASSURE Abad 21



ASSURE model adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.
Model assure ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan  bermakna bagi peserta didik.
Pembelajaran dengan menggunakan ASSURE Model  mempunyai beberapa tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta didik.
  1. A.  TAHAPAN TAHAPAN MODEL ASSURE
Tahapan tersebut menurut Smaldino merupakan penjabaran dari ASSURE Model, adalah sebagai berikut:
1.    ANALYZE LEARNER  (Analisis Pembelajar)
Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan belajar siswa yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri pembelajar yang meliputi :
a)       General Characteristics (Karakteristik Umum)
Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti, jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Semua variabel konstan tersebut, menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.
b)     Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar)
Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa (Smaldino dari Dick,carey& carey,2001). Hal ini akan memudahkan dalam merancang suatu pembelajaran agar penyamapain materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
c)      Learning Style (Gaya Belajar)
Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu: 1. Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca 2. Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, 3. Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.