Rabu, 01 Oktober 2014

Kawasan Pengembang Teknologi Pendidikan

Selama Perang Dunia II, banyak jenis bahan yang diproduksi untuk pelatihan militer, terutama film. Setelah perang, televisi sebagai media yang barn juga digunakan untuk kepentingan pendidikan, dan muncullah peradaban barn televisi.Sejalan dengan hal itu, tersedia anggaran pemerintah berskala besar guna mendukung proyek-proyek kurikulum yang memasukkan berbagai jenis media pembelajaran.Selama akhir tahun 1950an dan awal tahun 1960an bahan pembelajaran terprogram mulai dikem­bangkan. Sekitar tahun 1970an komputer mulai digunakan untuk pembelajaran, dan permainan simulasi menjadi mode di sekolah­-sekolah.Selama tahun-tahun 1980an teori dan praktek di bidang pembelajaran yang berlandaskan komputer berkembang seperti jamur, dan sekitar tahun 1990an multimedia terpadu yang berlandaskan komputer merupakan bagian dari kawasan ini. Pada pemabahasan ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang  kawasan pengembangan dan kaitanya dengan kawasan lain dan juga teori yang terkait dengan kawasan pengembangan dan kawasan penelitian pengembangan teknologi pendidikan.
Kawasan Pengembangan.
Kawasan pengembangan berakar pada produksi media Melalui proses yang bertahun-tahun perubahan dalam kemampuan media ini kemudian berakibat pada perubahan dalam kawasan. Walaupun perkembangan buku teks dan alat bantu pembelajaran yang lain mendahului film namun pemunculan film merupakan tonggak sejarah perkembangan dari gerakan audiovisual ke era teknologi Pembelajaran modern sekarang ini. Pada tahun 1930an film mulai digunakan untuk kegiatan pembelajaran.Sebagai salah satu hasilnya, muncullah katalog film yang pertama; perpustakaan-perpustakaan dan perusahan-perusahaan film mulai berdiri; studi mengenai film dilakukan dan badan komersial, seperti Society for Visual Education didirikan. Kegiatan-kegiatan ini mendorong bukan saja produksi bahan pendidikan, tapi juga jurnal tentang bahan tersebut, seperti "Educational Screen" dan "See and Hear."

Pengembangan adalah proses menterjemahkan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan mencakup banyak variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran.Walaupun demikian, tidak berarti lepas dari teori dan praktek yang berhubungan dengan belajar dan desain.Tidak pula kawasan tersebut berfungsi bebas dari penilaian, pengelolaan atau pemanfaatan.Melainkan timbul karena dorongan teori dan desain dan harus-tanggap terhadap tuntutan penilaian formatif dan praktek pemanfaatan serta kebutuhan pengelolaan.Begitu pula, kawasan pengembangan tidak hanya terdiri dan perangkat keras pembelajaran, melainkan juga mencakup perangkat lunaknya, bahan-bahan visual dan audio, serta program atau paket yang merupakan paduan berbagai bagian.Berikut ini dapat dilihat gambar hubungan antar kawasan dalam bidang teknologi pendidikan menurut definisi 1994.
Di dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong baik desain pesan maupun strategi pembelajaran. Pada dasarnya kawasan pengembangan dapat dijelaskan dengan adanya:
1.      Pesan yang didorong oleh isi ;
2.      Strategi pembelajaran yang didorong oleh teori; dan
3.              Manifestasi fisik dari teknologi perangkat keras, perangkat lunak dan bahan pembelajaran.
Ciri yang terakhir ini, yaitu teknologi, merupakan tenaga penggerak dan kawasan pengembangan.Berangkat dari asumsi ini, kita dapat merumuskan dan menjelaskan berbagai jenis media pembelajaran dan karakteristiknya. Akan tetapi, janganlah proses ini diartikan hanya sebagai suatu pengkategorisasian. Sebaliknya, sebagai elaborasi dari karakteristik prinsip-prinsip teori dan desain yang dimanfaatkan oleh teknologi.

Pengkategorian Kawasan Pengembangan
Sells dan Richey (1994) menjelaskan kawasan pengembangan dapat diorganisasikan dalam empat kategori: teknologi cetak (yang menyediakan landasan untuk kategori yang lain), teknologi audiovisual, teknologi berazaskan komputer, dan teknologi terpadu. Karena kawasan pengembangan mencakup desain, produksi, dan penyampaian, maka suatu bahan dapat di desain dengan menggunakan satu jenis teknologi, diproduksi dengan menggunakan yang lain, dan disampaikan dengan menggunakan yang lain lagi.
Sebagai contoh, spesifikasi desain pesan dapat diterjemahkan menjadi skrip atau storyboard atau papan cerita dengan menggunakan teknologi berazaskan komputer; kemudian, skrip atau storyboard atau papan ceritera dapat diproduksi dengan menggunakan teknologi-teknologi audiovisual dan disampaikan dengan menggunakan teknologi terpadu, seperti halnya multi media interaktif Didalam kawasan pengembangan. Konsep desain mempunyai pengertian yang ketiga, yaitu: selain pengertian desain sistem pembelajaran yang bersifat makro (Mengidentifikasi tujuan-tujuan umum, isi, dan tujuan-tujuan khusus) dan desain Pembelajaran yang bersifat Makro (menentukan dan mengurutkan kegiatan), juga dapat bersifat aplikasi khusus, seperti halnya desain layar dalam kawasan pengembangan.
Subkategori kawasan pengembangan ini mercerminkan per­kembangan kronologis dari teknologi. Pada pertumbuhan dari suatu teknologi ke teknologi yang lain selalu terdapat daerah tumpang tindih antara yang lama dan yang baru. Sebagai contoh, teknologi tertua adalah teknologi cetak yang berlandaskan pada prinsip-prinsip mekanis.Menyusul kemudian teknologi audiovisual untuk meman­faatkan penemuan-penemuan mekanis dan elektronis dalam ling­kungan pendidikan.Teknologi mikroprosesor selanjutnya mengarah ke penggunaan dan interaktivitas komputer, dan sekarang unsur-unsur dari teknologi cetak sering dikombinasikan dengan teknologi komputer, menjadi "desk top publishing". Dalam era digital sekarang ini dimungkinkan untuk mengintegrasikan teknologi lama, dan karena itu akan saling menguntungkan.

a.      Teknologi Cetak
Teknologi cetak adalah cara untuk mem­produksi atau menyampaikan bahan, seperti buku-buku dan bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Subkategori ini mencakup representasi dan reproduksi teks, grafis, dan fotogafis.Bahan cetak dan bahan visual menggunakan teknologi yang paling dasar dan membekas. Teknologi ini menjadi dasar untuk pengembangan dan pemanfataan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil dari teknologi ini berupa cetakan.Teks dalam penampilan komputer adalah suatu contoh penggunaan teknologi komputer untuk produksi.Apabila teks tersebut dicetak dalam bentuk "cetakan" guna keperluan pembelajaran, ini merupakan contoh penyampaian dalam bentuk teknologi cetak.
Dua kornponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan bahan visual.Pengembangan kedua jenis bahan pembelajaran tersebut sangat bergantung pada teori persepsi visual, teori membaca, pengolahan informasi oleh manusia, dan teori belajar.Bahan pernbel­ajaran yang tertua dan masih lazim, terdapat dalam bentuk buku teks di mana impresi sensoris menggambarkan realita melalui ungkapan wahana linguistik dan bahan visual cetak. Dwyer (1972; 1978) dalam Sells dan Richey (1994)  Efektivitas relatif dari berbagai derajat kenyataan yang berbeda ditunjukkan oleh sejumlah teori yang saling bertentangan. Dalam bentuknya yang paling murni, media visual dapat membawakan Pesan yang lengkap, akan tetapi pada kenyataannya tidaklah selalu demikan yang terjadi dalam kebanyakan proses pembelajaran.
Sering, kombinasi informasi berupa teks dan visual perlu diberikan.Cara bagaimana informasi cetak dan visual diorganisasikan dapat sangat membantu terjadinya jenis belajar yang diinginkan.Pada tingkat yang paling dasar, buku teks yang sederhana dapat menyajikan infonnasi yang diorganisasikan secara berurutan, dan dengan sangat mudah dapat dilacak secara acak. Teknologi cetak yang lain seperti pembelajaran terprograrn, dikembangkan berdasarkan ketentuan teoritis dan strategi pembelajaran yang lain. Secara khusus teknologi cetak/visual punyai karakteristik seperti berikut:
·         Teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang;
·         keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif (hanya menerima),
·         keduanya berbentuk visual yang statist
·         pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip linguistik dan persepsi visual.
·         keduanya berpusat pada pebelajar dan
·         informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.

b.     Teknologi Audiovisual.
Teknologi audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pembelajaran audiovisual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan perangkat keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audiovisual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang berukuran besar.Pembelajaran audiovisual didefinisikan sebagai pro­duksi dan pemanfaatan bahan yang menyangkut pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif tidak selalu harus tergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis.Secara khusus, teknologi audiovisual memproyeksikan bahan, seperti gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang berukuran besar.
Pembelajaran audiovisual didefinisikan sebagai pro­duksi dan pemanfaatan bahan yang menyangkut pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif tidak selalu harus tergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis. Secara khusus, teknologi audiovisual memproyeksikan bahan, seperti film, film bingkai dan transparansi. Akan tetapi, televisi merupakan suatu teknologi, yang unik, karena dapat menjembatani teknologi audiovisual ke teknologi komputer dan teknologi terpadu. Video, manakala diproduksi dan disimpan sebagai pita video, jelas merupakan audiovisual karena sifatnya yang linier dan biasanya dimaksudkan untuk memberikan presentasi secara ekspositori daripada secara interaktif apabila infomiasi video direkam dalam cakram video (videodisc), maka informasi tersebut dapat diakses secara acak dan lebih menampilkan sitat-sifat teknologi komputer dan terpadu, yaitu tidak linier, dapat diakses secara acak dan dikendalikan oleh pebelajar. Secara khusus, teknologi audiovisual cenderung mempunyai karakteristik sebagai berikut:
·         Bersifat linier.
·         Menampilkan visual yang dinamis.
·         Secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer/pengembang.
·         Cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang nil dan abstrak.
·         Dikembangkan berdasarkan priristp-prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif
·         Sering berpusat pada guru, kurang rnernperhatikan interak­tivitas belajar Pebelajar.

c.      Teknologi berbasis Komputer.
Teknologi berbasis komputer  merupakan cara-cara memproduksi dan  menyampaikan bahan  dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikro­prosesor. Teknologi berbasis komputer dibedakan dari teknologi lain karena menyimpan informasi secara elektronis dalam bentuk digital, bukannya sebagai bahan cetak atau visual. Pada dasarnya, teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada pebelajar melalui tayangan di layar monitor Berbagai jenis aplikasi komputer biasanya disebut "computer-based instruction(CBI), computer-assisted instruction (CAI) atau "computer-managed instruction (CMI)".
Kemudian Sells dan Richey (1994) menjelaskan Aplikasi-aplikasi ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan teori perilaku dan pembelajaran terprogram, akan tetapi sekarang banyak berlandaskan pada teori kognitif. Jelasnya, ke empat bentuk aplikasi tersebut dapat bersifat tutorial, di mana pembelajaran utama diberikan; latihan dan perulangan, untuk membantu Pebelajar mengembangkan kefasihan dalarn bahan yang telah dipelajari sebelumnya, permainan dan simulasi, untuk memberi kesempatan menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari; dan sumber data yang memungkinkan pebelajar untuk mengakses sendiri susunan data yang, banyak menggunakan tata-cara pengaksesan (protocol) data yang ditentukan secara eksterial. Teknologi komputer banyak yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak, biasanya memiliki karakteristik seperti berikut:
·         Digunakan secara acak atau tidak berurutan, di samping secara linier.
·         Dapat digunakan sesuai dengan keinginan Pebelajar, maupun menurut cara yang dirancang oleh desainer/pengembang
·         Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstak dengan menggunakan kata, simbol maupun grafis
·         Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan; dan
·         belajar dapat ,berpusat pada pebelajar dengan tingkat inter­aktivitas yang tinggi.

d.      Teknologi Terpadu.
Teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan computer. Banyak orang percaya bahwa teknik yang paling rumit untuk pembelajaran melibatkan perpaduan beberapa jenis media di bawah kendali sebuah computer.
Komponen perangkat keras dari sistem yang terpadu ini terdiri dari computer berkemampuan sangat tinggi dengan memori besar yang dapat mengakses secara. Acak, sebuah “internal hard drive”, dan sebuah monitor warna bersolusi tinggi. Peralatan periferal (pelengkap luar) computer mencakup alat pemutaran video, alat pemutar video, alat penayangan tambahan, perangkat keras jaringan (networking) serta sistem audio. Perangkat lunak dan teknologi terpadu ini dapat berupa disket video, "compact disk",program jaringan, serta informasi digital.
Kesemuanya ini dapat dikendalikan dalam suatu program belajar hipermedia yang dijalankan dengan menggunakan sistem authoring seperti "HyperCard" atau "Toolbook”.Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi ini adanya interaktivitas pebelajar yang tinggi dengan berbagai macam sumber belajar.
Pembelajaran dengan teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai berikut.
1.      Dapat digunakan secara acak atau tidak berurutan, di samping secara
2.      Dapat digunakan sesuai dengan keinginan Pebelajar, di samping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya
3.      Gagasan-gagasan      sering disajikan secara dalam
konteks pengalaman Pebelajar, relevan dengan kondisi Pebelajar, dan di bawah kendali Pebelajar.
4.      Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan peva aifaatan bahan pembelajaran
5.      Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan
6.      Bahan belajar menunjukkan interaktivitas pebelajar yang tinggi
7.      Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan tampil dari banyak sumber media.
Menurut Berry (1992) dalam Sells dan Richey (1994) Keeenderungan dan permasalahan teknologi cetak dan teknologi audiovisual mencakup peningkatan perhatian terhadap desain teks, kerumitan visual serta penggunaan isyarat warna.Kecenderungan dan permasalahan dalam teknologi komputer dan teknologi terpadu dari kawasan pengembangan terletak pada tantangan mendesain teknologi interaktif, penerapan konstruktivisme dan teori belajar sosial, sistem pakar dan otomisasi peralatan pengembangan, serta aplikasi untuk belajar jarak jauh.
Teori yang berdampak terhadap Kawasan Pengembangan.
Proses pengembangan pembelajaran tergantung pada prosedur desain, akan tetapi prinsip-prinsip utamanya diturunkan dari hakekat komunikasi dan proses belajar. Secara khusus, pengembangan telah dipengaruhi bukan hanya oleh teori komunikasi tetapi juga oleh teori pemprosesan visual dan oditori, berfikir visual, dan estetika. Sebagai tambahan, berbagai bidang dalam kawasan pengembangan juga telah berkembang secara terpisah dengan sumber: pengaruh yang berbeda yang berlandaskan penelitian dan teori.
Proses pengembangan pembelajaran tergantung pada prosedur desain, akan tetapi prinsip-prinsip utamanya diturunkan dari hakekat komunikasi dan proses belajar. Secara khusus, pengembangan telah dipenearuhi bukan hanva oleh teori komunikasi tetapi juga oleh teori pemprosesan visual dan oditori, berfikir visual, dan estetika. Sebagaitambahan, berbagai bidang dalam kawasan pengembangan juga telah berkembang secara terpisah dengan sumbea: pengaruh yang berbeda yang berlandaskan penelitian dan teori.
Teori yang Berdampak terhadap Kawasan Pengembangan Secara Keseluruhan.Orang-orang yang bergerak dalam bidang pembelajaran audiovisual tempo dulu menyadari bahwa usaha mereka dilujukan untuk mengkomunikasikan ide-ide melalui perangkat barn yang telah lama digunakan oleh para pendidik.Sells dan Richey (1994) menjelaskan tentang proses penyampian pesan karya Berlo 1960 yang menekankan fakta bahwa sesungguhnya oranglah (bukan media) yang merupakan jantung proses komunikasi. Model ini menguraikan hubungan yang sirkuler antara Pengirim (Senders), Pesan (Message), Saluran (Channel), dan Penerima (Receiver), dan dikenal dengan model SMCR Schramm (1954), yang bergerak dalam bidang komunikasi massa, juga menerapkan karya Shannon dan Weaver untuk audiens yang lebih besar, dan menekankan pada aspek perilaku manusia dalam komunikasi.
Orang-orang dalam bidang ini terus mereka-reka dengan konsep komunikasi massa sewaktu mereka menggali gagasan baru dengan harapan gagasan tersebut mungkin akan memberi penjelasan beberapa keanehan dalam bidang komunikasi massa Karena bidang komunikasi massa dan teknoloe: pembelajaran menggunakan media yang soma, konsep-konsej komunikasi massa masih tetap dalam cakupan teknologi pembel­ajaran. Sebagai contoh, penelitian tentang pengaruh televisi berasal dan dua bidang, yalmi televisi pembelajaran dan media massa.
Sebagai tambahan, terdapat sejumlah penelitian pada level mikro yang telah mempengaruhi perancangan teks dan teknik pengembangan materi pembelajaran dengan menggunakan berbagai: teknologi. Peraneangan layar kompieer sebagai salah satu contoh, penggunaan pedoman komunikasi pada level mikro pada saat ini.
Kawasan pengembangan juga telah dipengaruhi oleh gerakan literasi visual melalui penerapan teori berfikir belajar visual, dari komunikasi visual.Smaldino, Heinich, Molenda, dan Russel. (2012), menjelaskan literasi visual mengacu pada kemampuan belajar untuk menafsirkan pesan visual yang akurat dan untuk membuat pesan tersebut.Literasi visual dapat dikembangkan melalui dua pendekatan utama merujuk kepada kemampuan untuk menafsirkan semacam pesan.
Menurut Smaldino, Heinich, Molenda, dan Russel (2012) visual penting untuk siswa saat ini, sehingga kemampuan mereka untuk membaca, memahami, membuat, menganalisis, dan belajar dari persuasi visual menjadi lebih penting daripada sebelumnya, penelitian terbaru telah menyoroti nilai menggunakan dan menciptakan visual sebagai alat belajar di mana siswa menunjukkan mereka belajar, berbagi pekerjaan mereka dengan khalayak global, dan mendapatkan keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk sukses dalam dunia yang semakin visual.
Teknologi memainkan peran penting dalam desain visual media, pengembangan, dan produksi, yang semuanya memanfaatkan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah yang meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar. Dalam program ini, para guru didorong untuk berpikir secara visual dan untuk memusatkan perhatian siswa pada aspek visual materi cetak dan digital yang tersedia, termasuk buku pelajaran dan buku cerita . Dengan program yang dirancang untuk anak-anak dari prasekolah, melalui sekolah dan perguruan tinggi dan meliputi baik encoding dan decoding informasi visual di semua media, literasi visual kini telah diterima dengan baik sebagai aspek penting dari kurikulum di semua tingkat pendidikan.
Dalam pengembangn desain instructional Rita C. Richey (2011) juga menjelaskan teori komunikasi terus mempengaruhi desainer instruksional, meskipun saat ini orientasi lebih umum untuk komunikasi cenderung menekankan interaksi atau transaksi, daripada transmisi atau perilaku.Desainer yang baik menggunakan teknik membentuk desain pesan dalam bahan cetak sebagai hal yang biasa. Penerapan prinsip-prinsip desain pesan dalam multimedia dan lingkungan berbasis web juga umum, meskipun ada sering lebih eksperimen dengan cara terbaik untuk menangani elemen-elemen multimedia. Sebuah perhatian utama desainer instruksional saat ini berurusan dengan cara efektif structur, pesan instruksional ture disampaikan dalam format berbasis komputer. Pada catatan yang sangat berbeda (dan sesuai dengan dominasi model komunikasi interaktif dan transaktif hari ini), desainer lebih fokus pada latar belakang pengalaman dari para peserta dalam proses komunikasi, baik pengirim dan penerima. Teori dan praktisi sama-sama prihatin dengan bagaimana pembelajaran dampak faktor-faktor ini dan makna keputusan.

Penelitian dan Teori yang Mempengaruhi Subkategori Kawasan.
Ada empat bidang kegiatan khusus dalam kawasan peng­embangan, yaitu teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi komputer, dan teknologi terpadu. Di masing-masing subkategori, proses dan prosedur produksi juga telah mengalami perkembangan.Penetitian pendukung cenderung bersifat pengembangan, seperti halnya penelitian yang dilakukan sebagai bagian dart penilaian sumatif dan formatif.
Serangkaian teknik telah muncul dan disempumakan sebagai akibat dari adanya penelitian tersebut.Sebagai contoh, dalam hal yang berkaitan dengan teknologi cetak, telah dilahirkan konsep keterbacaan dan teknik untuk menentukan keterbacaan sualu materi teks. Gagasan tentang penulisan dan elemen penulisan yang berstruktur telah diaplikasikan tidak hanya dalam bentuk desain pembelajaran ,dan prosedur pelatihan, tetapi juga diaplikasikan pada bentuk sarana komunikasi lain.
Dalam era perkembangan teknologi komputer, teknologi baru muncul akibat dan hasil penelitian pengembangan dan kreati­vitas si pemakai.Teknik-teknik pemrograman (programming) dan kepengarangan (authoring) mulai banyak diaplikasikan pada berbagai hal. Sering kali sekumpulan pengetahuan tentang hal ini dikombina­sikan dengan teori-teori yang bersifat lebih umum.Pengembangan program belajar jarak jauh mungkin memerlukan prinsip-prinsip komunikasi umum, prinsip-prinsip desain grafis, prinsip-prinsip belajar interaktif dan teknik-teknik elektronik canggih. Termasuk dalam hal ini adalah proses pengembangan pembelajaran dengan multimedia atau media terpadu, yang menggabungkan prinsip-prinsip audio dan video, prinsip penyusunan berbasis komputer (computer-based authoring principles); prinsip-prinsip desain grafis, dan prinsip-prinsip desain pembelajaran yang lebih fundamental.
Sebagian besar prinsip-prinsip yang mengacu pada teknologi yang lebih baru berakar dari penelitian dan teori terdahulu yang banyak terkait dengan teknologi audiovisual tradisional.Peranan media pernbelajaran telah menjadi halyang ada sekarang.Penelitian-penelitian yang baru juga telah diarah­kan pada pengaruh atribut media tertentu terhadap pebelajar, dan terhadap pendekatan dalam pemrosesan informasi.
Penelitian mengenai media (seperti film pembelajaran, tele­visi, pita-audio, dan film-bingkai) telah melahirkan berbagai informasi tentang bagaimana teknik dan prosedur penggunaan media yang efektif penelitian tersebut tidak hanya melahirkan sejtunlah pedoman bagaimana menggunakan media yang efektif, tetapi juga melahirkan berbagai permasalahan tentang ketrampilan khusus yang perlu dimiliki pebelajar dan karakteristik yang memungkinkan penggunaan media secara efektif.
KESIMPULAN

Kawasan pengembangan merupakan sub kawasan dari ranah teknologi pendidikan. Dalam penelitian pengembangan, ada empat kategori pengembangan. Yaitu teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer dan teknologi terpadu. Arah pengembangan di arahkan pada multimedia pembelajaran, design teks dan grafis, pembelajaran jarak jauh.
Dalam era perkembangan teknologi komputer, teknologi baru muncul akibat dan hasil penelitian pengembangan dan kreati­vitas si pemakai.Teknik-teknik pemrograman (programming) dan kepengarangan (authoring) mulai banyak diaplikasikan pada berbagai hal. Sering kali sekumpulan pengetahuan tentang hal ini dikombina­sikan dengan teori-teori yang bersifat lebih umum. Pengembangan program belajar jarak jauh mungkin memerlukan prinsip-prinsip komunikasi umum, prinsip-prinsip desain grafis, prinsip-prinsip belajar interaktif dan teknik-teknik elektronik canggih. Termasuk dalam hal ini adalah proses pengembangan pembelajaran dengan multimedia atau media terpadu, yang menggabungkan prinsip-prinsip audio dan video, prinsip penyusunan berbasis komputer (computer-based authoring principles); prinsip-prinsip desain grafis, dan prinsip-prinsip desain pembelajaran yang lebih fundamental.
Pada pelaksanaan pengembangan perlu dilakukan penelitian awal sebagai dasar untuk melakukan analisisi kebutuhan. Melihat latar belakang siswa secara individu ddan secra sosial, yang akan mendasari pengembangan yang akan dilakukan. Dan juga menganalisi kebutuhan dasar siswa yang dapat dilakukan dengan tiga cara.


DAFTAR PUSTAKA
Richey, Rita C & dkk. (2011). The Instructional Desian Knowledge Base. New York: Routledge.

Seels, Barbara B & Richey, Rita C. (1994). Instructional Technology. Washington DC: AECT

Smaldino, Heinich, Molenda, Russel. (2012), Instructional Techology and Media for Learning, (10th edition) , New York: Macmilan Publishing Company

 lebih lanjut silahkan kunjungi http://dianabesni.web.id/index.php/seputar-pendidikan/7-penelitianpengembangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar