Teknologi
pendidikan maupun teknologi pembelajaran
secara historis istilah ini mempunyai duan pendapat. Pertama karena kata
pembeljaran lebih sesuai dengan fungsi teknologi. Kedua Karena kata pendidikan lebih sesuai
dengan hal-hal yang berhubungan dengan sekolah atau lingkungan pendidikan.
Banyak yang berangapan bahwa istilah
pembelajaran tidak hanya mencakup pengertian pendidikan mulai TK
hingga SLTA melainkan untuk mencakup istilah pelatihan. Menurut knirk dan
gusfson (1986) kata pembelajaran khususnya berkenaan dengan permasalahan
belajar mangajar, sedangkan pendidikan terlalu luas karena mencakup segala
aspek pendidikan,
Sebaliknya
yang setuju dengan istilah teknologi pendidikan karena pembelajaran diangap
oleh sebagian orang bahagian dari pendidikan, maka sebaiknya dipakai istilah
yang memberikan cakupan yang lebih luas (AECT, 1977, saettler). Kata
pendidikan merujuk pada aneka ragam
lingkungan belajar termasuk belajar di rumah, di sekolah, di tempat kerja, sedangkan kata pembelajaran
hanya merujuk pada hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan sekolah saja.
AECT
1977 membedakan teknologi pendidikan dengan teknolgi pembelajaran dan teknologi
dalam pendidikan tergantung dari lingkungan masing-masing istilah. Pada 1977
istilah teknologi pendidikan digunakna untuk menjelaskan bagian (subset) pendidikan yang menyagkut segala
aspek pemecahan masalah belajar manusia melalui proses yang rumit dan saling
berkaitan. Dengan demikian teknologi
pendidikan mencakup pengertian belajar melalui media massa serta system
pelayanan pembelajaran (support system
for instruction) termasuk system pengelolan (management) teknologi dalam pendidikan digunakan untuk menjelaskan
penerapan teknologi pada system pelayanan pendidikan seperti pelaporan nilai, penjadwalan, dan
keuanga. Teknologi pembelajaran didefinisikan sebagai bagian teknologi pendidikan dengan alasan bahwa
instruksi atau pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan yang bersifat
terarah (purpose) dan terkendali
(controlled) saja.
Sejak
tahun 1977 perbedan antara istilah telah menghilang, kini istilah tersebut
dipakai untuk menerapakan proses dan sarana teknologi dalam memecahkan masalah
belajar dan pembelajaran. Sekarang semakin memusatkan kegiatanya dan konsepnya
kearah pembelajaran, dengan kata lain penekanan ada aspek-aspek yang menyangkut
permasalahan pendidikan menjadi berkurang dan pada pembeljaran yang disengaja
maupun yang tidak disengaja menjadi semakin bertambah. Jadi teknologi
pembelajaran dan teknologi pendidikan merupakan bagian dari teknologi
pendidikan. Saat ini teknologi pembelajaran dan teknolgi pendidikan digunakan
secara bergantian oleh kebanyakan insan profesi dibidangnya.
Tiga
definisi teknolgi pendidikan dari para ahli:
1) Definisi AECT 1963
Komunikasi audio visual adalah cabang dari teori dan praktek
pendidikan yang terutama berkepentingan dengan mendisain dan menggunakan pesan
guna mengendalikan proses belajar. Kegiatannya meliputi ; a) mempelajari
kelemahan dan kelebihan, yang unik maupun relatif, dari pesan baik yang
diungkapkan dalam bentuk gambar, maupun yang bukan, dan yang digunakan untuk
tujuan apapun dalam proses belajar, dan b) penstrukturan dan sistematisasi
pesan oleh orang maupun instrumen dalam lingkungan pendidikan. Kegiatan ini
meliputi perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan pemanfaatan dari
komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya ialah
pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu
pengembangan potensi pebelajar (orang yang belajar) secara maksimal.
Tujuan definisi 1963 ialah menemukan definisi kerja bidang
teknologi pembelajaran yang dapat digunakan sebagai kerangka pengembangan masa
depan dan dapat mendorong peningkatan pembelajaran. Definisi ini memicu
perubahan nama dari Departement of Audiovisual Instruction (Departemen
Pembelajaran Audiovisual) menjadi Assocition for Educational Communication
and Technology (AECT = Asosiasi Komunikasi dan Teknologi Pendidikan). Factor
penting lain dari definisi 1963 adalah pencantuman daftar fungsi dan peranan
mereka yang terlibat dalam bidang. Pendekatan ini membantu perubahan dari
orientasi pada produk, yang memusatkan perhatian pada benda yang menekankan
pada adanya hubungan yang dinamis dan berkesinambungan antar peristiwa.
2) Definisi Komisi Teknologi Pembelajaran 1970
Teknologi pembelajaran berarti media yang lahir sebagai
akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran
disamping guru, buku teks dan papan tulis. Bagian yang membentuk teknologi
pembelajaran adalah televise, film, OHP, computer dan bagian perangkat keras
maupun lunak lainnya.
Dalam definisi kedua ini ada beberapa aspek baru yang
dimunculkan. Pertama, adanya konsep bahwa teknologi pembelajaran harus
mencangkup tujuan khusus. Kedua, terkandung alas an bahwa metode dan teknik
yang digunakan untuk suatu tujuan khusus harus didasarkan pada hasil
penelitian. Ketiga, ada ungkapan “pembelajaran yang efektif”. Efektivitas
memang merupakan cirri utama teknologi, namun istilah ini belum termasuk dalam
definisi utama bidang.
3) Definisi Silber Tahun 1970
Teknologi pembelajaran adalah pengembangan (Riset, desain,
produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen system pembelajaran
(pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha
pengembangan (organisasi dan personil) secara sistematik. Dengan tujuan untuk
memecahkan masalah belajar.
Definisi ini mengandung tiga perbedaan dengan definisi tahun
1963. (a) Pada definisi sebelumnya penggunaan kata “pengembangan” berarti
pengembangan potensi manusia. Dalam definisi Silber istilah pengembangan
digunakan secara inklusif meliputi perancangan, produksi, penggunaan, dan
penilaian teknologi untuk pembelajaran. (b) Baik definisi tahun 1970 maupun
definisi 1963 berasumsi bahwa teknologi pembelajaran merupakan system
manusia-mesin, dan bahwa pengalaman berkaitan erat dengan adanya bahan. Perbedaannya
pada definisi Silber tahun1963 bahwa dalam cakupan teknologi pendidikan ada
komponen tambahan yaitu teknik dan latar. Penambahan komponen ini memungkinkan
terbukanya kesempatan untuk pengkajian dalam lingkup teknologi pendidikan.
Namun, focus pada peran dan komponen menimbulkan kesan bahwa teknologi
pendidikan lebih berorientasi pada praktik daripada teori. (c) Gagasan tentang
“masalah” diperkenalkan pertama kalinya oleh Silber, dan merupakan inti dari
definisi. Gagasan tentang teknologi pendidikan sebagai upaya pemecahan masalah,
kemudian masuk dalam definisi-definisi berikutnya.
4) Definisi MacKenzie
dan Eraut 1971
Teknologi pendidikan merupakan studi sistematik mengenai
cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai. Definisi terdahulu selalu meliputi istilah “mesin”
“instrument” atau “media”. Definisi ini merupakan definisi pertama yang tidak
menyebutkan perangkat keras maupun perngakat lunak. Definisi ini berorientasi
pada proses dalam bidang; meskipun perangkat keras dapat tersirat sebagai
bagian dari cara. Penggunaan kata “studi” dalam definisi MacKenzie dan Eraut
ini tidak secara eksplesit mengacu pada isu yang ada, namun menyiratkan adanya
penekanan bahwa teknologi pembelajaran merupakan suatu usaha intelektual
dibandingkan dengan dua definisi tahun 1970 sebelumnya. Istilah “studi
sistematik mengenai cara” mengandung pengertian bahwa teknologi pendidikan
dianggap sebagai suatu bidang kajian atau disiplin akademik.
5) Definisi AECT 1972
Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan
dengan memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam
identifikasi, pengembangan, pengoraganisasian, dan pemafaatan berbagai macam
sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut.
Suatu karakteristik dari definisi 1972 adalah keputusan
untuk menetapkan komunikasi audiovisual sebagai suatu bidang studi. Ketentuan
ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu profesi.
Dalam proses pengembangan definisi ini terjadi perdebatan falsafah yang penting
antara Robert Heinich dengan Kenneth Silber. Heinich bersikukuh bahwa bidang
itu harus didefinisikan dengan konsep “system”, sedang Silber menekankan pada
fungsi pembelajaran individual sebagai karakteristik utama.
6)
Definisi
AECT 1977
Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang
terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk
menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola
pemecahan masalah dalam segala aspek belajar dan manusia.
Definisi tahun 1977 ini berusaha mengidentifikasikan
teknologi pendidikan sebagai suatu teori, bidang dan profesi. Definisi
sebelumnya, kecuali definisi 1963, tidak menekankan teknologi pendidikan
sebagai suatu teori.
7)
Definisi
Bidang Tahun 1994
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik alam desain
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi proses dan sumber untuk
belajar. Meskipun
tidak secara langsung disebutkan, namun cirri-ciri atau karakteristik penting
dari bidang secara tidak langsung telah terkandung dalam definisi 1994.
Pertama, ada angapan bahwa penelitian dan praktik dalam bidang dilaksanakan
sesuai dengan kode etik profesi. Kedua, ada anggapan bahwa keputusan
professional diambil oleh insane teknologi pembelajaran dengan berpegang pada
pengertian bahwa hal itu akan dapat menjanjikan kemungkinan yang lebih
berhasil-guna. Ketiga, adanya anggapan bahwa penerapan dalam boidang ini
ditandai dengan pengupayaan tercapainya sasaran secara berdaya-guna (efficient)
tanpa biaya yang mahal (economical).
8) Pada tahun 2004,
AECT menerbitkan
definisi baru tentang teknologi pendidikan. yaitu “the study and ethical
practice of facilitating learning and improving performance by creating, using,
and managing appropriate technological processes and resources. Mengacu pada konsepsi itu ada 2
kajian utama TP, yaitu menciptakan, menggunakan, mengelola proses dan sumber
teknologi yang tepat guna dengan tujuan (1) untuk memfasilitasi belajar dan (2)
meningkatkan kinerja
sumber:
(sumber:http://www.teknologipendidikan.net/2011/04/28/kompetensi-teknolog-pendidikan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar